Pada perdagangan akhir tahun 2021, Jumat (31/12/2021), rupiah ditutup menguat tipis 7 poin ke level Rp. 14.262 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.270.
Nilai tukar rupiah diperkirakan menguat pada perdagangan perdana pada 2022 hari ini, Senin (3/1/2022).
Pada perdagangan akhir tahun 2021, Jumat (31/12/2021), rupiah ditutup menguat tipis 7 poin ke level Rp. 14.262 dari penutupan sebelumnya di level Rp.14.270.
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS pada perdagangan akhir tahun lalu dcenderung melemah, meskipun masih dalam rengang penguatan terbesar sejak 2015.
Hal ini karena penurunan dalam data klaim pengangguran mingguan membantu meredakan kekhawatiran bahwa lonjakan infeksi Covid-19 yang melibatkan varian Omicron akan mengekang pemulihan ekonomi.
“Penurunan klaim pengangguran terjadi bahkan ketika infeksi COVID-19 di Amerika Serikat mencapai rekor tertinggi untuk hari kedua berturut-turut, data Reuters menunjukkan,” tulis Ibrahim dalam risetnya, dikutip Senin (3/1/2022).
Dari dalam negeri, pasar optimis UU Cipta Kerja akan segera direvisi. Pemerintah akan mempercepat revisi UU Cipta Kerja yang diminta oleh Mahkamah Konstitusi. Revisi undang-undang ini akan dilakukan selama dua tahun ke depan. Dan proyek revisi UU Cipta Kerja ini bakal masuk ke dalam program prioritas legislasi nasional prioritas tahun 2022. Ada dua undang-undang yang bakal direvisi.
Dua undang-undang yang akan direvisi adalah UU no 12 tentang Pembentukan Peraturan Perundang-undangan dan UU no 11 tahun 2020 tentang Cipta Kerja. Prosesnya, revisi akan dilakukan untuk UU 12 terlebih dahulu, baru setelah itu UU Cipta Kerja direvisi.
Untuk perdagangan hari ini, Ibrahim memperkirakan mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.240 – Rp14.290 per dolar AS.
Sumber Bisnis.com