Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS Hari Ini, Senin 31 Mei 2021

  • by

Pada Senin (31/5/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.270-Rp14.310 per dolar AS

Rupiah diprediksi melanjutkan tren penguatan terbatas pada perdagangan Senin (31/5/2021).

Pada perdagangan Jumat (28/5/2021) pukul 15.00 WIB, rupiah akhirnya ditutup menguat 0,02 persen atau 2,5 poin ke posisi Rp14.285 per dolar AS.

Sementara itu, indeks dolar AS menguat 0,13 persen atau 0,12 poin menjadi 90,09. Sementara itu, Bank Indonesia menetapkan kurs Jisdor hari ini di level RP13.310, menguat 2 poin dibandingkan Rp14.312 pada Kamis (27/5/2021).

“Untuk perdagangan awal minggu ini, Senin (31/5/2021), mata uang rupiah kemungkinan dibuka fluktuatif, tetapi ditutup menguat di rentang Rp14.270-Rp14.310 per dolar AS,” papar Ibrahim Assuaibi, Direktur PT TRFX Garuda Berjangka.

Data yang dirilis di AS pada hari Kamis mengatakan bahwa 406.000 klaim pengangguran awal diajukan sepanjang minggu. Angka tersebut mencapai titik terendah dalam 14 bulan setelah PHK mereda. PDB AS meningkat 6,4% kuartal ke kuartal selama kuartal I/2021, sedikit di bawah pertumbuhan 6,5% dalam perkiraan analis.

Namun, Presiden Federal Reserve Bank Dallas AS Robert Kaplan memperingatkan bahwa pasar tenaga kerja lebih ketat daripada yang disarankan oleh tingkat ketenagakerjaan.

Secara bersamaan laporan oleh New York Times bahwa Presiden Joe Biden akan mengumumkan pada Jumat malam anggaran US$6 triliun untuk tahun 2022 untuk memastikan investasi dalam proyek infrastruktur, pendidikan dan perawatan kesehatan utama. Jika ini berhasil melewati Kongres yang terpecah, pengeluaran federal akan mencapai tingkat tertinggi sejak Perang Dunia II.

Dari sisi internal, salah satu sektor yang akan mendongkrak pertumbuhan ekonomi adalah penurunan suku bunga kredit perbankan. Penurunan suku bunga kredit perbankan sampai saat ini belum signifikan meskipun kebijakan transparansi suku bunga kredit (SBDK) sudah diberlakukan.

“Penurunan kredit perbankan sangat berpengaruh terhadap jalannya roda ekonomi diIndonesia karena suntikan dana segar dari perbankan yang bisa memulihkan ekonomi kembali seperti sebelum pandemi Covid-19 ada,” papar Ibrahim.

Oleh karena itu, seyogyanya perbankan baik perbankan plat merah maupun swasta kembali menurunkan suku bunga kreditnya tanpa harus ada teguran dari Bank Indonesia.

Karena penurunan kredit perbankan merupakan bagian dari kebijakan pemerintah agar ekonomi kembali pulih, proyek infrastruktur kembali berjalan dan pengangguran kembali berkurang.

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page