Laporan mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (6/6/2022).
Laporan mengenai nilai tukar rupiah terhadap dolar AS pada Senin (6/6/2022).
Direktur PT TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan dolar AS jatuh pada pekan lalu karena adanya sentimen risiko yang lebih kuat mendorong investor untuk meraih mata uang dengan imbal hasil lebih tinggi.
Sementara itu di dalam negeri, Kepala Badan Pusat Statistik Margo Yuwono menyampaikan, pada bulan Mei 2022 terjadi inflasi sebesar 0,40 persen dengan indeks harga konsumen (IHK) sebesar 110,42, dengan inflasi secara tahunan sebesar 3,55 persen.
“Penyumbang inflasi pada bulan Mei adalah tarif angkutan udara, harga telur ayam ras, ikan segar dan bawang merah,” tulis Ibrahim dalam riset hariannya, dikutip Senin (6/6/2022).
Lebih lanjut Ibrahim mengungkapkan inflasi menurut komponen berasal dari komponen harga penjualan yang memberi andil inflasi sebesar 0,6 persen dan penyebab utamanya adalah berasal dari telur ayam ras, bawang merah dan daging sapi.
Sementara itu Inflasi menurut kelompok pengeluaran diantaranya, kelompok makanan, minuman dan tembakau sebesar 0,78 persen, kelompok perlengkapan, peralatan dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,43 persen, dan kelompok transportasi sebesar 0,65 persen
Berdasarkan sentimen di atas, Ibrahim memperkirakan perdagangan awal pekan depan, Senin (6/6/2022) ditutup menguat.
“Untuk perdagangan Senin depan, mata uang rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif namun ditutup menguat di rentang Rp14.410 – Rp14.460,” ungkap Ibrahim.
Adapun nilai tukar rupiah terpantau menguat pada pembukaan perdagangan akhir pekan ini, Jumat (3/6/2022). Penguatan juga terpantau pada beberapa mata uang lain di kawasan Asia.
Berdasarkan data Bloomberg, nilai tukar rupiah ditutup menguat 47,50 poin atau 0,33 persen ke posisi Rp14.432,50 per dolar AS. Sementara itu, indeks dolar AS justru melemah 0,1330 poin atau 0,13 persen ke posisi 101,6910.
Selain rupiah, beberapa mata uang lain di kawasan Asia turut terpantau melemah pada pukul 15.15 WIB., diantaranya won Korea Selatan yang menguat 0,76 persen, yuan China naik 0,39 persen, baht Thailand menguat 0,10, dan ringgit Malaysia menguat 0,02 persen persen terhadap dolar AS.
Di sisi lain, mata uang dolar Taiwan justru terpantau melemah 0,50 persen, peso Filipina turun 0,15 persen, dolar Singapura turun 0,09 persen, dan yen Jepang turun sebanyak 0,03 persen.
Sumber Bisnis.com