Skip to content

Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dolar AS, Selasa 22 Juni 2021, Masih Tertekan?

  • by

Pelaku pasar terus mencermati perkembangan varian baru Covid-19 yang hingga saat ini telah berkontribusi lebih dari 20 persen dari kasus nasional.

Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (22/6/2021) diprediksi melanjutkan pelemahannya karena dibayangi jumlah kasus varian baru Covid-19 yang terus meningkat, terutama di DKI Jakarta.

Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi dalam laporannya menjelaskan, rupiah kemungkinan dibuka berfluktuatif dan ditutup pada rentang Rp14.410 – Rp14.460 per dolar AS pada perdagangan hari ini.

Pelaku pasar terus mencermati perkembangan varian baru Covid-19 yang hingga saat ini telah berkontribusi lebih dari 20 persen dari kasus nasional.

“Situasi yang memburuk di Jakarta akan mencoreng muka Indonesia secara keseluruhan sehingga pemerintah harus mengkaji ulang fokusnya terhadap pertumbuhan ekonomi atau menjaga kesehatan dan keselamatan masyarakat,” kata dia dalam riset tersebut, Senin (21/6/2021).

Bila penyebaran varian baru Covid-19 terus terjadi maka jalan terakhir adalah melakukan lockdown secara total, walaupun keputusan tersebut kurang populer. Hal tersebut dapat menghambat laju ekonomi yang belum cukup kuat.

“Lonjakan kasus corona yang mungkin direspons dengan pembatasan kegiatan masyarakat akan membuat ekonomi mati suri,” lanjutnya.

Adapun, dolar AS terpantau tergelincir dari level tertinggi dua bulan pada akhir perdagangan Senin waktu Amerika Serikat, karena investor mengevaluasi apakah kecenderungan hawkish Federal Reserve pekan lalu akan menandai jeda dalam tren bearish dolar yang telah dimainkan sejak Maret 2020.

Mengutip Antara, Selasa (22/6/2021), dolar AS telah melonjak sejak bank sentral AS mengatakan bahwa pembuat kebijakan memperkirakan dua kali kenaikan suku bunga pada 2023. Hal tersebut membuat investor mengevaluasi kembali taruhan bahwa bank sentral AS akan membiarkan inflasi berjalan pada tingkat yang lebih tinggi untuk waktu yang lebih lama sebelum menaikkan suku bunga.

Greenback turun pada Senin (21/6/2021) tetapi bertahan di atas level saat diperdagangkan sebelum pernyataan Fed pada Rabu (16/6/2021).

“Ada sikap terburu-buru untuk membersihkan posisi luar biasa yang sedikit mungkin terlalu condong ke arah short (jual) dolar,” kata Bipan Rai, kepala strategi valas Amerika Utara di CIBC Capital Markets di Toronto. 

Sumber Bisnis.com

You cannot copy content of this page