Mata uang Garuda pada hari ini diprediksi bergerak dalam kisaran Rp14.435-Rp14.470 per dolar AS.
Nilai tukar rupiah pada perdagangan hari ini, Selasa (29/6/2021) diprediksi bergerak fluktuatif dengan kecenderungan melemah.
Direktur TRFX Garuda Berjangka Ibrahim Assuaibi mengatakan, mata uang Garuda pada hari ini akan bergerak dalam kisaran Rp14.435-Rp14.470 per dolar AS. Dari luar negeri, investor sedang mencerna data inflasi AS yang diperkirakan melambat menjelang akhir tahun.
“Tanda-tanda pasar tenaga kerja AS yang ketat membuat banyak investor resah atas tekanan harga yang didorong oleh upah,” tulis dia dalam risetnya, dikutip Selasa (29/6/2021).
Sementara itu, menurut Ibrahim suasana umum di sekitar pemulihan ekonomi yang sedang berlangsung tetap solid, karena negosiator Senat Republik AS pada kesepakatan infrastruktur optimistis tentang RUU bipartisan senilai US$1,2 triliun.
Kemarin (28/6/2021), nilai tukar rupiah tercatat ditutup melemah 0,14 persen atau 20 poin menjadi Rp14.445 per dolar AS. Pelemahan rupiah masih dipicu oleh lonjakan kasus virus corona di Indonesia yang mencetak rekornya pekan lalu.
Tidak sekedar mencetak rekor, lonjakan tajam bahkan terjadi, rekor sebelumnya berada di kisaran 15.000 kemudian langsung pecah lagi di atas 20.000 kasus per hari.
“Pasar terus mencermati beberapa sentimen negatif dari perkembangan pandemi Covid-19 dan informasi audit terbaru dari Badan Pemeriksa Keuangan RI,” tulis Ibrahim.
Secara bersamaan, dalam audit terbaru Badan Pemeriksa Keuangan (BPK) RI khawatir pemerintah Indonesia tidak bisa membayar utang. Di mana rasio utang Indonesia terhadap penerimaan sudah menembus 369 persen.
Persentase tersebut, ungkap Ibrahim jauh di atas rekomendasi International Debt Relief (IDR) sebesar 92-176 persen dan rekomendasi Dana Moneter Internasional IMF sebesar 90-150 persen.
Sebagai catatan, per April 2021, Kementerian Keuangan mencatat utang pemerintah mencapai Rp6.527,29 triliun atau 41,18 persen terhadap PDB. Ibrahim melanjutkann, BPK juga memberikan catatan terhadap indikator kesinambungan fiskal 2020 sebesar 4,27 persen yang telah melampaui batas yang direkomendasikan The International Standards of Supreme Audit Institutions (ISSAI) 5441- debt indicator yakni di bawah 0 persen.
Sumber Bisnis.com