Pelaku pasar tengah menantikan laporan tenaga kerja bulanan AS yang akan dirilis pada akhir pekan nanti.
Nilai tukar rupiah pada hari ini, Senin (28/6/2021) berpotensi melanjutkan penguatan dan diwarnai oleh sentimen dari penantian pelaku pasar terhadap sejumlah rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS).
Berdasarkan data Bloomberg, rupiah ditutup menguat 0,10 persen atau 15 poin ke level Rp14.425 per dolar AS pada akhir pekan (25/6/2021). Sementara, indeks dolar AS melemah 0,09 persen ke posisi 91,74.
VP Economist Bank Permata Josua Pardede memaparkan, tren positif nilai tukar rupiah pada hari ini mengikuti penguatan sebagian besar mata uang Asia. Hal tersebut terjadi setelah pernyataan dari salah satu pejabat The Fed, John Williams, yang kembali mengafirmasi sifat inflasi AS yang cenderung sementara.
“Rupiah pada Senin diperkirakan berada di kisaran Rp14.375 hingga Rp14.500 per dolar AS,” kata dia kepada Bisnis, akhir pekan lalu.
Menurutnya, pelaku pasar juga mencermati rilis data ekonomi AS lainnya, terutama data tenaga kerja per bulan Juni 2021. Dia menilai, rilis data tersebut berpotensi memberikan sinyal dan konfirmasi pemulihan ekonomi AS yang terus berlanjut sehingga mendukung kebijakan tapering dan kenaikan suku bunga AS.
Sementara itu, riset Monex Investindo Futures memaparkan penguatan dolar AS terhadap sejumlah mata uang global nampak bertahan pada hari Senin (28/6/2021). Hal ini didukung optimisme kembali membaiknya perekonomian di AS, dengan pelaku pasar menantikan laporan tenaga kerja bulanan AS yang akan dirilis pada akhir pekan nanti.
Laporan BOJ Summary of Opinions menunjukkan optimisme kenaikan inflasi di Jepang, membantu menguatnya yen Jepang pagi ini
Adapun Presiden Tiongkok Xi JinPing, dan Presiden Rusia Vladimir Putin akan bertemu secara online pada hari ini, diekspektasikan akan membahas kerjsama kedua negara di bidang tenaga nuklir dan teknologi tinggi.
Sumber Bisnis.com