Nilai tukar rupiah bolak balik antara penguatan dan pelemahan melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (2/8/2021).
Rupiah bahkan bergerak dalam rentang sempit, menjadi indikasi pelaku pasar menanti apakah Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 akan diperpanjang tanpa pelonggaran, atau dengan pelonggaran, atau dihentikan.
Melansi data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,03%, kemudian bertambah menjadi 0,07% di Rp 14.450/US$.
Tetapi tidak lama, rupiah berbalik melemah 0,7% ke Rp 14.470/US$. dan terus bolak balik antara penguatan dan pelemahan. Hingga pukul 12:00 WIB, rupiah berada di Rp 14.455/US$ atau menguat 0,03% di pasar spot.
Rupiah mampu menguat di awal perdagangan ini sebab dolar AS yang sedang terpuruk. Indeks dolar AS pagi tadi turun lagi 0,1% setelah merosot 0,8% sepanjang pekan lalu.
Sementara itu data dari dalam negeri juga cukup membebani rupiah pada hari ini.
ISH Markit melaporkan aktivitas manufaktur yang dilihat dari purchasing managers’ index (PMI) merosot ke level 40,1 dari sebelumnya 53,4. Ini merupakan kali pertama PMI manufaktur mengalami kontraksi setelah sebelumnya berekspansi dalam 8 bulan beruntun.
“Peningkatan kasus Covid-19 menyebabkan pemerintah harus menerapkan PPKM yang membatasi mobilitas masyarakat. Efek dari kebijakan ini terjadi di sisi permintaan, produksi, dan tenaga kerja,” sebut keterangan tertulis IHS Markit.
“Gelombang serangan kedua Covid-19 telah memukul sektor manufaktur Indonesia. Selain gangguan produksi dan permintaan, dunia usaha juga mengalami hambatan dalam mendatangkan bahan baku. Ketidakpastian yang meningkat juga membuat dunia usaha untuk mengurangi pekerja dengan laju tercepat sejak Juni 2020, meski banyak yang menilai ini hanya sementara karena penerapan PPKM,” sebut Jingyi Pan, Economics Associate Director di IHS Markit, seperti dikutip dari keterangan tertulis.
Kemudian Badan Pusat Statistik (BPS) mengumumkan data inflasi Indonesia periode Juli 2021 yang tumbuh inflasi 0,08% pada Juli 2021 dibandingkan bulan sebelumnya (month-to-month/mtm). Ini membuat inflasi tahun kalender (year-to-date/ytd) menjadi 0,81% dan terhadap Juli 2020 (year-on-year/yoy) adalah 1,52%.
Meski demikian fokus utama pelaku pasar tertuju pada PPKM level 4 yang akan berakhir pada hari ini. Pada 25 Juli lalu Presiden Joko Widodo (Jokowi) yang mengumumkan langsung PPKM level 4 diperpanjang hingga 2 Agustus dengan beberapa pelonggaran.
Pengumuman tersebut akan memberikan dampak signifikan bagi rupiah, tetapi sepertinya belum akan ada pengumuman hingga penutupan perdagangan nanti. Sehingga rupiah masih akan bolak balik antara penguatan dan pelemahan.
Sumber CNBC Indonesia