Skip to content

Rupiah Keluar-Masuk Zona Merah, Ada Apa ya?

  • by

Mengawali perdagangan dengan menguat, rupiah akhirnya keluar-masuk zona merah hingga pertengahan perdagangan Selasa (13/7/2021).

Dolar Amerika Serikat (AS) sedang kalem menanti rilis data inflasi, tetapi rupiah sudah sedang mengalami tekanan akibat kemungkinan diperpanjangnya Pemberlakukan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro Darurat.

Melansir dara Refinitiv, rupiah membuka perdagangan dengan menguat 0,07% ke Rp 14.480/US$. Rupiah setelahnya melemah hingga 0,14% ke Rp 14.500/US$. Tetapi rupiah bangkit lagi dan menguat tipis 0,03% ke Rp 14.485/US$.

Penguatan rupiah perlahan bertambah menjadi 0,1% ke Ro 14.475/US$ dan bertahan di level tersebut hingga pukul 12.00 WIB.

Di sisa perdagangan hari ini, rupiah berpeluang mempertahankan penguatan melihat pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan perdagangan pagi tadi.

NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.

Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.

Pelaku pasar saat ini menanti rilis data inflasi berdasarkan Consumer Price Indeks (CPI) malam ini. Data tersebut bisa memberikan gambaran data inflasi berdasarkan Personal Consumption Expenditure (PCE) yang dirilis belakangan, dan yang menjadi acuan bank sentral AS (The Fed), dalam menetapkan kebijakan moneter. Dalam hal ini adalah tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE).

Data terakhir menunjukkan inflasi inti PCE di bulan Mei tumbuh 3,4% year-on-year (YoY). Pertumbuhan tersebut merupakan yang tertinggi sejak tahun 1992.

Sementara itu dari dalam negeri, PPKM Mikro Darurat kemungkinan akan diperpanjang hingga 6 pekan. Sebab, penambahan kasus penyakit akibat virus corona (Covid-19) kembali mencetak rekor tertinggi 40.427 orang per hari. Melewati rekor sebelumnya yang masih di kisaran 38 ribu orang per hari. Sedangkan PPKM Mikro Darurat yang rencananya berlangsung hingga 20 Juli menargetkan bisa menekan kasus infeksi harian ke bawah 10 ribu per hari.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Bidang Maritim dan Investasi, Luhut Binsar Pandjaitan, mengaku telah menyiapkan skenario terburuk jika pandemi Covid-19 di Indonesia semakin ganas. bahkan, jika kasus positif menyentuh 70 ribu kasus per hari.

“Kita sudah hitung worst case, lebih dari 40 ribu bagaimana suplai oksigen, obat, rumah sakit, semua sudah kami hitung,” tegas Luhut, seperti dikutip Kamis (8/7/2021).

Adanya risiko pandemi Covid-19 yang masih tinggi, khususnya varian baru atau delta, maka pemerintah membuat skenario untuk melaksanakan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) Darurat sampai dengan 6 minggu.

“PPKM Darurat selama 4-6 minggu dijalankan untuk menahan penyebaran kasus. Mobilitas masyarakat diharapkan menurun signifikan,” tulis bahan paparan Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati saat rapat bersama Banggar DPR, Senin (12/7/2021).

Sumber CNBC Indonesia

You cannot copy content of this page