Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak menguat di perdagangan pasar spot pagi ini. Paparan Ketua Bank Sentral AS (The Federal Reserve/The Fed) bak pisau bermata dua, di satu sisi menumbuhkan minat terhadap aset-aset berisiko tetapi di sisi lain memberi konfirmasi bahwa jalan menuju pemulihan ekonomi masih panjang dan berliku.
Pada Rabu (24/2/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.050 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah menguat 0,28 % dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.
Namun penguatan rupiah terus menipis. Pada pukul 09:07 WIB, US$ 1 dibanderol Rp 14.080 di mana rupiah menguat 0,07%. Kemarin, rupiah menutup perdagangan pasar spot di Rp 14.090/US$. Mata uang Tanah Air menguat 0,14%.
Hari ini, sentimen yang mempengaruhi gerak rupiah (dan pasar keuangan secara keseluruhan) adalah paparan Jerome ‘Jay’ Powell, Ketua The Fed. Dalam pidato di hadapan Komite Perbankan Senat, Powell menegaskan bahwa pemulihan ekonomi masih belum merata dan jauh dari kata selesai.
“Ekonomi kita masih jauh dari penciptaan lapangan kerja yang maksimal dan target inflasi. Sepertinya butuh waktu untuk mencapai kemajuan yang lebih berarti. Jalan menuju pemulihan ekonomi sangat bergantung kepada perkembangan pandemi dan upaya pencegahan penyebaran virus,” jelas Powell, seperti dikutipdari Reuters.
Oleh karena itu, Powell menegaskan kebijakan moneter akan tetap akomodatif. Suku bunga akan tetap rendah dan pembelian surat berharga senilai US$ 120 miliar per bulan masih akan dilanjutkan.
“Kebijakan moneter saat ini akomodatif dan akan tetap akomodatif. Setidaknya sampai ada tanda yang jelas bahwa kita sudah mencapai kemajuan yang signifikan, yang saat ini belum terlihat,” ungkap Powell.
Sumber CNBC Indonesia