Rupiah masih melemah melawan dolar Amerika Serikat (AS) hingga pertengahan perdagangan Senin (31/5/2021). Meski demikian, Mata Uang Garuda sudah “memasang kuda-kuda” untuk memukul balik dolar AS di sisa perdagangan hari ini.
Melansir data Refinitiv, rupiah membuka perdagangan stagnan di Rp 14.280/US$. Setelahnya rupiah melemah hingga 0,18% ke Rp 14.305/US$. Pelemahan rupiah berhasil dipangkas, dan berada di Rp 14.285/US$ pada pukul 12:00 WIB, melemah tipis 0,04%.
Tanda-tanda rupiah bakal balik menguat terlihat dari pergerakannya di pasar non-deliverable forward (NDF) yang lebih kuat siang ini ketimbang beberapa saat sebelum pembukaan pagi tadi.
NDF adalah instrumen yang memperdagangkan mata uang dalam jangka waktu tertentu dengan patokan kurs tertentu pula. Sebelumnya pasar NDF belum ada di Indonesia, hanya tersedia di pusat-pusat keuangan internasional seperti Singapura, Hong Kong, New York, atau London.
Pasar NDF seringkali mempengaruhi psikologis pembentukan harga di pasar spot. Oleh karena itu, kurs di NDF tidak jarang diikuti oleh pasar spot.
Rupiah sedikit tertekan akibat kenaikan kasus penyakit virus corona (Covid-19) di dalam negeri. Jumlah kasus Covid-19 beberapa kali di atas 6.000 di pekan lalu, termasuk 2 hari terakhir. Rata-rata dalam 2 pekan terakhir juga naik menjadi 5.449 kasus, dibandingkan 2 pekan sebelumnya 4.463 kasus.
Kenaikan tersebut tentunya memicu kecemasan pasar akan kemungkinan lonjakan kasus Covid-19 pasca libur Lebaran, yang tentunya berisiko memperlambat pemulihan ekonomi jika pembatasan sosial kembali diketatkan.
Tetapi, rupiah mendapat tenaga dari capital inflow. Dari pasar saham, investor asing tercatat melakukan aksi beli bersih (net buy) Rp 242 miliar di pasar reguler pada perdagangan sesi I. Pada pekan lalu, investor asing melakukan aksi beli bersih sebesar Rp 861 miliar di pasar reguler, dan Rp 2,11 triliun jika ditambah dengan pasar nego dan tunai.
Sementara itu dari pasar obligasi, berdasarkan data dari Direktorat Jenderal Pengelolaan Pembiayaan dan Risiko (DJPPR) Kementerian Keuangan, sepanjang pekan ini hingga Kamis (27/5/2021), terjadi capital inflow di pasar obligasi sebesar Rp 1,64 triliun.
Sumber CNBC Indonesia