Nilai tukar rupiah tiba-tiba bangkit melawan dolar Amerika Serikat (AS) pada pertengahan perdagangan Senin (29/11). Padahal, di awal perdagangan hari ini rupiah melemah cukup tajam, apakah ada intervensi dari Bank Indonesia?
Melansir data Refinitiv, begitu perdagangan dibuka rupiah langsung jeblok 0,35%. Depresiasi rupiah bertambah menjadi 0,42% ke Rp 14.360/US$ yang merupakan level terlemah hari ini, juga sejak 5 November lalu.
Setelahnya, rupiah memangkas pelemahan hingga stagnan di Rp 14.300/US$ pada pukul 12:00 WIB.
Jika melihat pergerakan mata uang Asia lainnya, bangkitnya rupiah kemungkinan bukan karena intervensi. Sebab, mayoritas mata uang Asia menguat melawan dolar AS siang ini. Artinya, sentimen pelaku pasar mulai membaik.
Hal yang sama juga terjadi di pasar saham Asia yang mulai memangkas pelemahan, bahkan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang sukses menguat 0,4% di sesi I setelah sempat ambrol lebih dari 1%.
Perusahaan farmasi yang bergerak cepat merespon virus corona Omicron menjadi salah satu yang membuat sentimen pelaku pasar mulai membaik.
Pada Jumat pekan lalu, Moderna, Johnson & Johnson sertra AstraZeneca mengatakan sedang melakukan investigasi terhadap varian baru ini.
Hal yang sama juga dilakukan oleh Pfizer dan BioNtTech. Keduanya juga mengatakan bisa memodifikasi vaksin mereka secepat mungkin jika diperlukan untuk melawan Omicron.
Pfizer dan BioNtTech mengatakan akan mendapat lebih banyak data mengenai Omicron dalam dua pekan, dan bisa memodifikasi vaksin mRNA mereka dalam waktu 6 pekan dan siap didistribusikan dalam waktu 100 hari.
“Data tersebut akan memberikan lebih banyak informasi apakah B.1.1.529 merupakan varian yang kebal akan vaksin yang mungkin memerlukan penyesuaian pada vaksin kami jika Omicron menyebar secara global,” kata perusahaan farmasi tersebut, sebagaimana diwartakan CNBC International, Jumat (26/11).
Perusahaan Johnson & Johnson mengatakan saat ini mereka sudah menguji vaksin mereka melawan Omicron.
“Kami mengamati munculnya varian baru dan telah melakukan uji coba seberapa efektif vaksin kami menghadapi Omicron yang pertama kali terdeketsi di Afrika Selatan,” kata Johnson & Johnson
Kemudian AstraZeneca mengatakan vaksin yang dikembangkan bersama Universitas Oxford bisa merespon dengan cepat jika ada varian baru.
Sementara itu Moderna mengatakan akan melakukan uji coba tiga vaksin booster untuk melawan Omicron, dan akan mengembangkan booster yang spesifik untuk melawannya.
Sumber CNBC Indonesia