Tren penguatan rupiah melawan dolar Amerika Serikat (AS) masih berlanjut pada perdagangan Selasa (31/8/2021). Rupiah langsung melesat begitu perdagangan dibuka, dan selangkah lagi menembus Rp 14.300/US$.
Melansir data Refinitiv, rupiah melesat 0,26% ke Rp 14.330 di pembukaan perdagangan. Setelahnya, apresiasi rupiah bertambah menjadi 0,33% ke Rp 14.320/US$ pada pukul 9:05 WIB. Level tersebut merupakan yang terkuat sejak 5 Agustus, dan berjarak 0,14% lagi dari Rp 14.300/US$.
Dolar AS yang masih tertekan membuat rupiah leluasa untuk menguat sejak Senin kemarin. Tekanan bagi dolar AS datang setelah ketua bank sentral AS (The Fed) Jerome Powell menyatakan tapering atau pengurangan nilai program pembelian aset (quantitative easing/QE) tepat dilakukan di tahun ini. Tetapi dalam pertemuan Jackson Hole tersebut, Powell juga menegaskan tapering tidak ada kaitannya dengan suku bunga.
Artinya setelah tapering selesai, bukan berarti suku bunga akan dinaikkan. Alhasil indeks dolar AS merosot 0,4% Jumat lalu, dan selama sepekan anjlok 0,87%. Indeks yang mengukur kekuatan dolar AS ini masih berlanjut melemah tipis 0,04% pada perdagangan Senin.
Dolar AS kini menanti rilis data tenaga kerja yang merupakan acuan The Fed dalam menetapkan kebijakan moneter.
“Data tenaga kerja AS akan menjadi perhatian selanjutnya untuk melihat kemungkinan tapering The Fed. Data tenaga kerja yang bagus akan mendorong ekspektasi The Fed akan memberikan lebih banyak detail di bulan September, dan resmi mengumumkannya di bulan November,” kata Yukio Ishizuki, ahli strategi di Daiwa Securities, sebagaimana dilansir Reuters.
Data tenaga kerja AS terdiri dari non-farm payrolls (NFP) atau penyerapan tenaga kerja di luar sektor pertanian, yang diperkirakan sebanyak 750.000 orang di bulan Agustus. Kemudian tingkat pengangguran diprediksi turun menjadi 5,2% dari sebelumnya 5,4%. Selain itu ada juga rata-rata upah per jam.
Data tersebut akan dirilis pada Jumat pekan ini.
Sementara itu, Pemerintah kembali memperpanjang Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) hingga 6 September mendatang.
Dalam konferensi persnya di Istana Merdeka kemarin petang, Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengumumkan bahwa PPKM level 3 untuk daerah Jabodetabek, Bandung Raya dan Surabaya Raya akan diperpanjang hingga 6 September 2021.
Lebih lanjut wilayah Malang Raya dan Solo Raya kini masuk PPKM level 3. Sementara itu untuk regional Semarang Raya berhasil turun ke PPKM level 2.
Sementara itu untuk Yogyakarta dan Bali dinyatakan masih berada dalam PPKM Level 4, tingkat pembatasan sosial tertinggi saat ini.
“Terdapat dua wilayah aglomerasi yang masih pada level 4, yaitu Daerah Istimewa Yogyakarta dan Bali,” ujar Wakil Ketua Komite Penanganan Covid-19 dan Pemulihan Ekonomi Nasional Jenderal TNI (Purn.) Luhut Binsar Pandjaitan dalam konferensi pers virtual, Senin (30/8/2021).
Meski demikian, Luhut menegaskan kedua wilayah ini akan turun ke PPKM level 3 dalam beberapa hari ke depan. Hal itu karena adanya tren perbaikan penanganan Covid-19.
Secara keseluruhan, PPKM perlahan mulai turun level, dengan penyebaran penyakit akibat virus corona yang terus menurun, sehingga memberikan sentimen positif ke rupiah.
Sumber CNBC Indonesia