Skip to content

Sudah Jeblok 3 Hari Beruntun, Saatnya Rupiah “Ngamuk”!

  • by

Nilai tukar rupiah membukukan pelemahan 3 hari beruntun melawan dolar AS, setelah melemah 0,35% ke Rp 14.300/US$, level tersebut merupakan yang terlemah sejak 5 November 2020 lalu.

Yield Treasury yang sudah menurun belum mampu membawa rupiah ke zona hijau, sebab indeks dolar AS yang kini menanjak. Pada perdagangan Selasa, indeks yang mengukur kekuatan dolar AS tersebut sempat menguat 0,39% di sesi Asia.

Kabar baiknya, indeks dolar AS berbalik melemah 0,29% di akhir perdagangan Selasa kemarin, yang membuka peluang penguatan rupiah pada hari ini, Rabu (3/3/2021).
Dolar AS tertekan akibat ekspektasi cairnya stimulus fiskal dalam waktu dekat.

Rancangan undang-udang (RUU) readyviewed stimulus fiskal US$ 1,9 triliun sudah disetujui oleh House of Representative (Dewan Perwakilan Rakyat/DPR) AS dan saat ini berada di Senat. Partai Demokrat di Senat berusaha meloloskan RUU tersebut pada pekan depan dan diserahkan ke Presiden Joseph ‘Joe’ Biden agar ditandatangani sebelum tanggal 14 Maret, saat stimulus fiskal yang ada saat ini berakhir.

Ekspektasi cairnya stimulus fiskal tersebut membuat indeks dolar AS melemah pada perdagangan Selasa, dan mengakhiri penguatan 3 hari beruntun. Pelemahan indeks dolar tersebut tentunya dapat membawa rupiah kembali ke zona hijau.

Saat stimulus fiskal cair, jumlah uang yang beredar di perekonomian AS akan bertambah, secara teori dolar AS akan melemah.

Secara teknikal, tekanan bagi rupiah cukup besar setelah menembus ke atas (moving average/MA) 50 hari atau MA 50 (garis hijau), dan MA 100 (garis oranye).
Selama tertahan di atas dua MA tersebut, rupiah cenderung masih tertekan.

Sementara itu, indikator stochastic sudah masuk wilayah jenuh beli (overbought).

Stochastic merupakan leading indicator, atau indikator yang mengawali pergerakan harga. Ketika Stochastic mencapai wilayah overbought (di atas 80) atau oversold (di bawah 20), maka suatu harga suatu instrumen berpeluang berbalik arah.

Stochastic yang sudah berada di wilayah overbought dalam waktu yang cukup lama membuka ruang bangkitnya rupiah.

Support terdekat berada di kisaran Rp 14.260/US$, jika berhasil ditembus rupiah berpeluang menguat ke Rp 14.200. Support kuat berada di kisaran Rp 14.160/US$ (kisaran MA 100).

Rupiah saat ini berada persis di resisten terdekat berada di kisaran 14.300/US$, jika ditembus rupiah berisiko menuju Rp 14.350/US$ (kisaran MA 200). Selama tidak menembus MA 200, rupiah masih berpeluang bangkit.

Sumber CNBC Indonesia

You cannot copy content of this page