Skip to content

Waspada, ‘Perang Bharatayudha’ Bikin Dolar Perkasa!

  • by

Nilai tukar rupiah terhadap dolar Amerika Serikat (AS) bergerak melemah di perdagangan pasar spot pagi ini. Jelang lelang obligasi pemerintah siang nanti, investor biasanya ‘membanting’ instrumen ini untuk mendapatkan kupon yang lebih tinggi. Aksi tersebut kemudian berdampak terhadap rupiah.

Pada Selasa (2/2/2021), US$ 1 setara dengan Rp 14.020 kala pembukaan perdagangan pasar spot. Rupiah melemah 0,07% dibandingkan posisi penutupan perdagangan hari sebelumnya.

Hari ini, pemerintah akan melelang tujuh seri Surat Utang Negara (SUN). Dua diantaranya adalah Surat Perbendaharaan Negara (SPN) berjangka pendek dan sisanya obligasi dengan tenor yang lebih panjang.

Dalam lelang ini, pemerintah menetapkan target indikatif sebesar Rp 35 triliun yang bisa dinaikkan sampai Rp 52,5 triliun. Dalam lelang 19 Januari 2021, penawaran yang masuk tidak terlalu banyak sehingga pemerintah harus menggelar lelang tambahan (greenshoe options).

Jelang lelang, ada kecenderungan investor melepas obligasi pemerintah. Ini dilakukan untuk mendorong imbal hasil (yield) ke atas agar dalam lelang nanti kupon bisa terkerek. Kupon memang berpatokan dari yield di pasar sekunder.

Aksi jual terhadap SUN ini kemudian membuat rupiah ikut tertekan. Sebab, pasokan rupiah di pasar menjadi melimpah dan seperti halnya barang, kenaikan pasokan membuat harga turun.

Sumber CNBC Indonesia

You cannot copy content of this page